Keluarga
adalah madrasah pertama (Madrasatul Aula)
bagi anak-anak. Tempat itu bagaikan taman bermain yang indah disertai dengan
guru-guru yang penuh senyum mengajarinya. “Anakku yang sholeh dan sholehah
tahukah adik siapa yang menciptakan kita?” dengan tersipu mereka menjawab,
“Emm... siapa Bunda?” Sang Bunda dengan lemah lembut menjawab, “Allah, sayang.
Dialah yang menciptakan kita.” Keluarga menjadi tempat anak-anak kita bertanya
tentang dunia ini, dan dengan segala tabiat kepolosan mereka yang menunjukan
kefitrahannya.
Orangtua
berkewajiban mendidik anak-anak mereka dan bukanlah guru-guru mereka di taman
kanak-kanak tapi ayah dan bunda.
Mengajari anak-anak kita tentang keimanan adalah wujud kita menyerahkan tongkat
estafeta iman yang menghujam dalam dada. Hal ini karena kita mendidik anak
untuk generasi yang berbeda dengan generasi kita. Rasulullah saw. bersabda:
”Telah aku tinggalkan kepada kalian semua dua
perkara yang jika kalian berpegang teguh padanya maka tidak akan tersesat
selama-lamanyayaitu kitab Allah (Al Quran) dan Sunnah Nabi-Nya”. H.R. Hakim
Dari Ali r.a. ia berkata : Rasulullah saw. bersabda:
“Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam
perkara yaitu mencintai nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al Quran,
karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al Quran akan berada di bawah
lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para
Nabi dan kekasihnya”. H.R. Ad Dailami
Banyak
ayat-ayat Al –Quran dan hadits yang mengindikasikan tentang pentingnya mendidik
anak serta langkah taktisnya. Jika kita mampu membina anak kita maka sebenarnya
kita telah menyiapkan generasi yang unggul di masa yang akan datang. Dengan
kata lain kitalah para orangtua yang sebenarnya berperan dalam memajukan atau
menghancurkan umat ini. Sehingga layaklah bahwa keluarga disebut dengan
madrasah pertama. Karena ialah yang akan mewariskan keimanan atau kefasiqan.
Wallahua’lam bi showab.
Akhindriyanto al Samaraji
Ikhwatul fatihu Da’wah