Jumat, 27 Juli 2012

“MENDIDIK ANAK ADALAH KEWAJIBAN ORANGTUA”



Oleh : Mas Indriyanto

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. At Tahrim : 6 yaitu


“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

            Ayat ini memumjukkann perintah dati Allah Swt. kepada orang-orang beriman agar mendidik dirinya dan keluarganya agar terbebas dari siksa neraka. Begitu dahsyatnya perintah ini. Ternyata pendidikan yang dilakukan seseorang terhadap keluarganya akan berujung pada surge atau neraka. Hal ini haruslah kita sadari bahwa ternyata dalam mendidik keluarga (memelihara dari api neraka) haruslah memiliki konsep yang matang. Layaknya profesi lainnya yang harus membutuhkan skill, maka sebagai orangtua haruslah memiliki kemampuan pula dalam mendidik anak-anaknya.
Hal yang perlu kirta sadari bahwa menjadi orangtua tidak hanya takdir namun juga sebagai pembuktian eksistensi kita kepada Allah Swt. Bagaimana ia bisa dikatakan orangtua sedangkan ia tidak pernah mendidik anaknya atau tidak memperhatikannya.
            Sungguh sangat miris ketika ada orangtua yang mengatakan kepada anak-anak mereka dengan sebutan yang tidak baik. Misalkan: anak nakal, anak tidak tahu sopan santun, atau bahkan anak setan. Nastaghfirullah, semoga Allah mengampuni dosa-dosa orang tua yang telah berbuat demikian dan memberinya hidayah dan taufik.
Dari Abu Hurairoh, ia berkata, Rasulallah saw bersabda,
 “Tidaklah seorang anak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nashrani, dan Majusi, sebagaimana dilahirkannya binatang ternak dengan sempurna, apakah padanya terdapat telinga yang terpotong atau kecacatan lainnya?. Kemudian Abu Hurairoh membaca, Jika engkau mau hendaklah baca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus.
(Hadits tersebut ditakhrij oleh Bukhori, Muslim, Ibnu al-Mundzir, Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Mardawaeh)
Dan diperkuat lagi dalam Q.S. At Tin: 4 
“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “.

            Anak-anak kita adalah masterpiece produk sempurna dari Zat Yang Mahasempurna. Mereka pun masih dalm keadaan suci (fitrah) hingga masa akhil baligh (mampu menentukan baik dan buruk). Maka rasanya tidak pantas ketika ada manusia sempurna lagi suci kemudian kita labelisasi dengan kata-kata negatif. Anak-anak kecil pun memiliki pola duplicating activities (meniru tindakan) yang kuat. Jika anak kita telah dicap “nakal”, maka jangan salahkan anak jikalau perilakunya sering menyimpang. Karena ia merasa sebagai anak nakal bukan anak baik, maka pantaslah berbuat demikian.
Satu hal yang menjadi catatan bagi kita dalam mendidik keluarga (anak) aalah kesabaran. Allah Swt. berfirman: 

“ dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”. Q.S. Taha: 132

Semoga kita mampu menjadi insane yang beriman dan mampu memelihara diri kita an keluarga kita dari api neraka.
Tips dari saya:
1.      Perbanyaklah kuantitas pertemuan dengan anggota keluarga Anda, namun jangan sampai melalikan dari Allah Swt. Q.S. Al Munafiqun: 9.
2.      Berilah apresiasi positif terhadap perkembangan anggota keluarga (khususnya anak) yang menunjukkan ke arah positif.
3.      Berdoalah kepada Allah Swt. terhadap usaha dan harapan Anda kepada keluarga.
4.      Niatkan diri sebagai investasi akhirat.

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw. bersabda:
 “Apabila manusia telah mati, terputuslah amalannya kecuali tiga hal: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Demikian pula sabda Rasulullah yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah r.a.:
 “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di jannah, kemudian ia berkata: ‘Wahai Rabbku, dari mana ini?’ Maka Allah berfirman: ‘Dengan sebab istighfar (permintaan ampun) anakmu untukmu’.” (HR. Ahmad)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More